“Setiap denyut nafas harus kita syukuri”. Kata-kata yang klise yah.. tapi sangat berarti kl kita hayati dalam2 (sedalam samudera cie..). Cuma sayangnya kita sering lupa bahkan mengabaikan bila ada yang mengingatkan, ato ada yang ngomong ato kebetulan terbaca di majalah. Padahal jelas2 dalam Al Qur’an bahwa jika manusia selalu bersyukur maka nikmat Allah bertambah, dengan cara dan jalan apapun. Jadi apa lagi yg menjadi halangan ?
Manusia memang ditakdirkan dengan kelebihan dan kekurangan. Sifat lupa memang sudah mendarah daging. Tapi bukan satu alasan untuk melupakan juga kewajiban mengingat Allah. Saya bukan ustadzah terkenal, bukan pula pembicara yang baik di seminar2 tapi setidaknya mencoba berbagi dengan pembaca blog sekalian. Bukankah diperintahkan juga bahwa setiap manusia harus saling mengingatkan ?
Cukup ‘gampang’ kok cara mengingat Allah or bersyukur itu. Mulai dari rumah dan hal yang kecil seperti bercakap2 dengan anak. Misalnya sedang berjalan-jalan dengan anak-anak, tiba2 daun2 berguguran ditiup angin, nah..ibunya bisa berkata begini ,”Tuh…daun-daun itu gugur. Itu dah ada di kitab Allah. Semua gak ada yang sia2 pasti ada guna atau hikmahnya. Coba kalau daun2 bertahun2 nempel di pohon, bisa2 keberatan, roboh deh pohonnya.” Gitu2 deh, jadi sedari dini, anak2 dah dibiasakan untuk semua kegiatannya mengingat Allah terus bersyukur. Insya Allah, selama ini saya menerapkannya di rumah. Bukan bermaksud riya’ loh. Soalnya saya ingin pembaca pun menerapkan pendidikan agama mulai dari keluarga kecil kita. Tau sendiri