Karena Saya (Belum) Kaya

Dari dulu buka online shop, dari dulu juga sudah kenyang asam garam lika liku dunia jual beli di dunia maya. Apa yg saya cari ? Jelas, uang. Untuk apa ? Jelas, keinginan untuk menambah pos pendapatan keluarga. Bukan maksud mengenyampingkan transferan suami loh 😊 Bukankah kalo istri ikut mencari nafkah merupakan sedekah bagi keluarga ? Dengan catatan suami mengijinkan.

Banyak keinginan, banyak cita2, banyak mimpi yg menggerakkan saya terus berkutat di usaha online kapan pun saya ada waktu. 

Ada pendapat, dunia online membawa efek atau dampak menjauhkan yg dekat dan mendekatkan yg jauh. Well, tidak sepenuhnya salah dan juga sebaliknya. Benar, waktu saya tersita untuk memantau hp atau laptop, karena disitulah ikhtiar saya menjalankan visi, misi, tujuan. Bukan berarti sepenuhnya anak2 atau suami terabaikan dalam artian ga sempet nyiapin makan, ga sempet ngajaki shalat atau sekedar ngingetin persiapan sekolah besok. Saya adalah pekerja kantoran, alhamdulillah suami mengijinkan untuk bekerja. Akan tetapi beliau berkeberatan jika saya punya aktivitas atau pekerjaan di luar itu karena alasan anak2. Makanya dari dulu waktu masih menjalani profesi instruktur senam, saya jarang sekali memenuhi undangan untuk mengajar di kelas sore. 

Solusi dari itulah, bisnis online saya jalankan tanpa jauh dari anak2. Saya masih bisa melihat mereka bercanda, mereka pun masih bisa berkomunikasi dengan saya walo mungkin tidak seintens yg idealnya. Saya sadar dan merasa masih jauh dari profil ibu yg sempurna.

Terlepas dari itu semua, ada alasan utama saya ga bosan melakukan ini semua. Dengan segala konsekuensi tempuh. Karena....saya (belum) kaya. Masih banyak hal2 yg ingin saya lakukan dengan kekayaan itu - jika Allah subhanahu wa ta'ala ijinkan. Bersyukur dengan yg ada jelas suatu kewajiban. Mempunyai cita2 dan mimpi pun bukan larangan. Ada anak2 di sana, ada keluarga, ada orang2.... ada misi.... nanti saya kasih tau kalo sudah kaya 😊 insyaa Allah....